Breaking News
Belum ada Nanti aja di isi ...
Saturday 19 April 2014

Mengatasi Alergi telur pada anak

Balita kadang-kadang akan memiliki reaksi alergi terhadap telur. Jika itu terjadi, mereka tidak bisa makan telur untuk sementara waktu. Tetapi meskipun demikian kebanyakan anak-anak mengatasi alergi ini pada usia 5 tahun dan bisa makan telur tanpa masalah setelah itu. Anda mungkin mengetahui bahwa beberapa orang yang alergi terhadap makanan tertentu, seperti kacang atau udang. Ketika seseorang memiliki alergi makanan, tubuhnya merespon seolah-olah makanan tersebut adalah zat berbahaya.

Hal ini dapat terjadi pada anak kecil yang makan telur karena sistem kekebalannya belum sepenuhnya dikembangkan dan tidak dapat menangani protein dalam telur. Kebanyakan anak yang alergi terhadap telur mereka alergi terhadap protein yang ada di putih telur, tetapi beberapa bereaksi terhadap protein dalam kuning telur. Sistem kekebalan tubuh, yang biasanya melindungi terhadap kuman dan masalah lainnya, menggunakan antibodi untuk melawan protein telur sehingga menggangap bahwa itu adalah ancaman untuk tubuhnya.

Seorang bayi yang alergi terhadap telur mungkin merasa sakit atau mendapatkan ruam setelah makan telur atau makanan yang mengandung telur. Reaksi bisa terjadi dengan cepat atau setelah beberapa jam anak anda mengkonsumsi telur.

Tanda dan Gejala Alergi Telur Pada Anak

Berikut adalah gejala anak anda yang mengalami alergi telur :
  1. Kulitnya akan mengalami gatal-gatal, eksim, kemerahan, atau hingga bengkak
  2. Pada sistem pencernaanya akan nyeri pada bagian perut, diare, mual, muntah, atau gatal-gatal di sekitar mulut.
  3. Sistem pernapasan anak anda akan terganggu dengan ditandai hidung meler, atau kesulitan bernapas
  4. Dan yang terakhir adalah sistem kardiovaskular ditandai dengan denyut jantung yang cepat, tekanan darah rendah, atau masalah jantung.
Karena alergi ini muncul pertama kali pada bayi. Orang tua dapat melihat perubahan fisik bayi berupa ruam atau sakit setelah makan telur. Untuk mencegahnya anda dapat menghindari telur dan makanan yang mengandung telur pada anak. Konsultasikan dengan doker hingga dokter dapat memutuskan untuk melakukan tes kulit. Ini adalah cara yang umum untuk memeriksa alergi terhadap telur, makanan, dan zat lainnya.

Pengobatan Alergi Telur untuk Anak

Orang tua harus membantu bayi dan anak-anak untuk menghindari telur. Anak-anak dapat belajar untuk diwaspadai telur dan makanan yang terbuat dari telur. Anak-anak yang memiliki alergi telur harus memiliki penjagaan diri terhadap asupan telur dan makanan tersebut sehingga anda dapat memberikan peringatan langsung pada anak anda jika di luar pengawasan anda. Adapun untuk anda dapat mempersiapkan obat alergi sesuai dengan resep dokter apabila anak anda dengan tidak sengaja mengkonsumsi telur dan makanan yang mengandung telur. Bagi anda yang ingin mewaspadai makanan kemasan berbahan telur dapat membaca bahan bahan yang digunakan.

Berikut adalah beberapa makanan yang berbahan telur tercantum pada label makanan :
  • dried egg
  • egg white (putih telur)
  • egg white solids (kuning telur)
  • egg yolk
  • egg solids
  • powdered egg
  • whole egg (telur dengan putih dan kuningnya)
Bahan-bahan berikut ini juga harus dihindari jika Anda memiliki alergi telur yaitu albumin, globulin, livetin, lisozim, ovalbumin, ovoglobulin, ovomucin,  ovomucoid, ovotransferrin, ovovitella, ovovitellin, silici albuminate, Simplesse, vitellin.

Jika Anak anda memiliki alergi telur. Ide yang terbaik adalah menyimpan daftar zat atau bahan yang memicu munculnya alergi pada saku atau baju anda. Selain itu anda juga dapar bertanya bahan yang digunakan dalam proses pembuatan makanan tersebut sebelum diberikan pada anak anda. Protein masih tetap dibutuhkan oleh perkembangan anak anda dengan  mencukupi protein dari daging merah, daging unggas, ikan, dan kacang-kacangan (kacang-kacangan dan kacang). Jika  anak Anda memiliki lebih dari satu alergi makanan lebih baik berkonsultasi dengan ahli gizi untuk kecukupannya.


Jika Informasi kurang Jelas, Silahkan Klik 'Sumber' untuk menuju ke sumber artikel

0 comments:

Post a Comment

 
Toggle Footer