Breaking News
Belum ada Nanti aja di isi ...
Friday 28 March 2014

Tips Merawat gigi susu

Perawatan gigi susu tidak boleh diremehkan. Gigi susu yang sehat membantu anak mengunyah dengan baik, sehingga memaksimalkan penyerapan nutrisi. Gigi susu yang baik juga menentukan kualitas gigi permanen yang akan tumbuh.

Menurut Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB-PDGI) Zaura Rini Anggraini perawatan gigi susu sebetulnya tidaklah sulit, dan bergantung pada usia anak. Gigi susu yang tumbuh pada usia 6 bulan ini, awalnya bisa dibersihkan dengan cotton bud atau kasa yang dibasahi air matang.

"Gigi dibersihkan satu per satu dengan air bersuhu biasa. jangan lupa bersihkan lidah. sisa susu yang menempel menjadi makanan bakteri sehingga bisa menyebabkan gigi anak bolong," kata Zaura.  Gigi dibersihkan setiap kali anak usia minum susu.

Saat anak sudah menginjak usia 2-3 tahun, orang tua harus mulai mengajarkan cara menggosok gigi. Pada tahap usia ini, anak biasanya sudah bisa meludah.

Para orangtua, kata Zaura, harus menjadi role model. Untuk pertama kali, orangtua bisa memegangi tangan anak. Setelah itu orangtua bisa menggosok gigi bersama , sehingga anak bisa melihat langsung.

Selain menjadi role model, orangtua bisa menyediakan sarana membersihkan gigi yang sesuai usia anak. "Untuk anak usia 2 tahun pilih sikat gigi dengan gagang yang lebar, dan bulu sikat yang rata. Bentuk gagang menyesuaikan dengan telapak tangan anak yang masih kecil," kata drg. Nila Alya Maulidina, Sp.KGA, MM dari The Smile Centre. Sikat gigi bisa diganti tiap 2 bulan.

Untuk pasta gigi bisa dipilih yang mengandung fluoride 500 ppm, dengan aroma sesuai selera anak. Kandungan fluoride akan mengembalikan mineral di gigi yang hilang, akibat asam yang berasal dari plak bakteri dan gula. Tanpa penggantian mineral (remineralization) gigi menjadi mudah goyang.

Nila mengajarkan rumus 3-2-2 dalam menyikat gigi anak. Angka 3 berarti 3 macam gerakan sikat gigi dengan memutar di bagian luar, menyikat dari dalam ke luar dan menggosok permukaan gigi. Angka 2 menunjukkan jumlah gosok gigi dalam sehari, yaitu usai sarapan dan sebelum tidur malam. Sedangkan angka 2 terakhir adalah lama sikat gigi, yaitu selama 2 menit.

Gigi susu lebih mudah kotor

Menurut Nila, ada perbedaan antara struktur gigi susu dan dewasa. Gigi susu memiliki bentuk lebih cembung, struktur email yang lebih tipis, dan daya tahan terhadap iritasi yang lebih lemah.

Gigi susu juga cenderung lebih renggang, dibanding gigi permanen. "Dengan kondisi ini, gigi susu lebih mudah menangkap kotoran. Karena itu gigi susu harus dalam keadaan bersih," kata Nila.

Kebersihan makin penting, karena anak masih mengkonsumsi susu. Susu yang diminum terlebih bila sambil tidur, akan merendam gigi anak. Susu akan menyebabkan suasana mulut menjadi lebih asam, dan cocok untuk pertumbuh bakteri. Akibatnya gigi menjadi lebih mudah karies dan berlubang.

Berikut Tips2 merawat gigi susu :

  • Gigi susu membutuhkan perawatan yang sama dengan gigi permanen. Mereka membutuhkan perhatian dari infeksi atau cedera langsung maupun tidak langsung. Pengobatan cepat dan tepat harus diberikan pada gigi susu yang membusuk atau terluka karena jatuh atau trauma.
  • Segera setelah gigi susu pertama muncul, Anda harus mulai menyikat gigi anak Anda. Pada awalnya, Anda cukup menggunakan jari atau kapas untuk membersihkan gigi anak. Pada usia sekitar satu tahun, Anda dapat mulai menyikat gigi anak dan kemudian mengawasi dan membimbing anak untuk menyikat gigi. Bimbinglah anak untuk menyikat gigi sampai usia 3-4 tahun atau sampai anak mampu menyikat sendiri dengan baik. Kemudian, Anda cukup mengawasinya.
  • Pilihlah sikat gigi anak yang baik, yang memiliki bulu bulat dan lembut. Kepala sikat harus kecil agar dapat menjangkau semua sudut. Gagangnya harus cukup tebal namun cocok, nyaman dan aman di tangan anak.
  • Bilaslah sikat gigi dengan baik dan keringkan di udara setelah selesai pemakaian. Gantilah sikat gigi setiap tiga bulan sekali.
  • Gunakan pasta gigi khusus anak-anak dengan bahan yang tidak berbahaya bila tertelan. Carilah pasta gigi dengan kandungan flouride maksimum 600 ppm. Mulai usia sekolah, anak-anak dapat beralih ke pasta gigi orang dewasa, dengan kadar fluorida sebesar 0,1% atau 1.000 ppm (maksimum 1.500 ppm). Fluoride sangat penting untuk pembentukan gigi yang sehat.
  • Gunakan pasta gigi secukupnya saja, hanya sebesar kacang tanah sudah cukup. Jangan termakan pengaruh iklan yang menunjukkan penerapan pasta gigi sampai menutupi semua permukaan sikat gigi. Overdosis flouride pada saat pembentukan gigi dapat mengakibatkan masalah yang disebut fluorosis. Gigi anak menjadi berwarna coklat dengan bintik-bintik putih permanen. Anak-anak di bawah usia enam tahun rentan terhadap masalah ini.
  • Berikan contoh kebiasaan menyikat gigi yang baik pada anak. Sikatlah gigi Anda di pagi dan sore hari. Hal ini memotivasi anak-anak untuk meniru Anda. Sikatlah gigi dalam waktu yang cukup (sekitar tiga menit) sehingga seluruh permukaan gigi Anda betul-betul bersih.
  • Kunjungi dokter gigi secara rutin minimal sekali dalam 6 bulan. Perawatan gigi tidak hanya dilakukan terhadap kerusakan atau cedera, tetapi juga bila ada maloklusi gigi anak. Kunjungan berkala memungkinkan dokter gigi untuk mendeteksi dan mengoreksi masalah lebih awal.
  •  Hentikan kebiasaan mengisap jempol. Mengisap jempol adalah normal sampai usia sekitar 3 – 4 tahun. Jika mengisap jempol terus berlanjut setelah usia ini, sebaiknya dilakukan upaya untuk menghentikannya karena dapat berakibat buruk pada gigi. (Cara tradisional untuk menghentikan kebiasaan ini adalah dengan penerapan sesuatu yang pahit (misalnya brotowali) di jempol anak).



Sumber

Sumber



Jika Informasi kurang Jelas, Silahkan Klik 'Sumber' untuk menuju ke sumber artikel

0 comments:

Post a Comment

 
Toggle Footer