1. Jangan panik ketika Anda melihat termometer anak anda menunjukkan panas yang tinggi
Faktanya tingginya demam pada anak sebenarnya bukanlah kondisi penyakit yang sebenarnya melainkan hanya merupakan gejala dari penyakit tertentu. Penyebab demam yang paling sering pada anak adalah akibat adanya infeksi Virus. Hal ini dapat terjadi karena masih lemahnya kekebalan tubuh pada anak sehingga virus mudah menyerang. Tingginya temperatur anak yang ditunjukkan dengan gejala demam, sebenarnya pertanda baik bahwa tubuh sedang berusaha melawan virus / kuman penyakit yang menyerang sistem ketahanan tubuh (imun) anak.
2. Demam tinggi belum tentu lebih berbahaya dari pada demam rendah
Beberapa kali saya menemui pasien ketika diperiksa menunjukkan temperatur yang tinggi lebih dari 39 derajat celcius, namun kondisi anak masih aktif, terlihat lebih kuat dan ceria. Ada pula kondisi anak yang temperaturnya menunjukkan angka dibawah 38 derajat celcius namun kondisinya lemah, dan tampak tidak ceria. Hal ini membuktikan bahwasanya demam bukan satu-satunya pertanda kondisi kesehatan anak anda. Ada kondisi lain yang harus kita cari seperti bagaimana kebutuhan cairannya, makanannya, serta kondisi kesehatan yang lain. Selain itu orang tua juga harus tahu kondisi ketika anak bermain atau beraktifitas cukup keras suhu juga bisa naik cukup signifikans sehingga memerlukan sedikit waktu untuk suhu bisa kembali normal. Untuk itu jika diperlukan memang ada baiknya anda bisa berdiskusi dengan dokter untuk meamstikan demam anak anda tidaklah membahayakan.
3. Obat penurun panas tidak mutlak diberikan
Seperti yang saya jelaskan pada poin pertama diatas, bahwasanya demam merupakan mekanisme tubuh untuk melawan infeksi sehingga semakin tinggi demam sebenarnya tubuh sedang melawan infkesi yang hebat. Pemberian penurun panas sebenarnya lebih bertujuan supaya anak menjadi lebih nyaman. Pemberian penurun panas juga membuat anak menjadi lebih kondusif dan tidak rewel. Karena seperti kita ketahu bahwa obat jenis ini selain bekerja menurunkan demam, juga befungsi sebagai pengurang rasa nyeri yang dapat menurunkan tingkat kesakitan anak ketika demam. Adakalanya pemberian kompres hangat dibagian dahi, ketiak, juga bisa membantu menurunkan demam anak anda.
4. Tidak perlu segera diberikan antibiotik
Dalam poin satu saya jelaskan jika penyebab tersering demam pada anak adalah adanya infeksi virus. Seperti kita tahu bahwa antibiotik bukan merupakan obat antivirus melainkan obat antibakteri. Sehingga penggunaanya tentu tidak ada relevansinya. Sebenarnya virus dapat hilang dengan sendirinya jika kekebalan anak baik, oleh karena itu demam sebagai salah satu mekanisme pertahanan tubuh akan bekerja maksimal ketika anak mendapat asupan makan dan minum yang baik dan istirahat yang cukup. Demam karena virus biasanya akan membaik dengan sendirinya setelah 2-3 hari terjadinya demam tersebut. Sementara Antibiotik hanya diperlukan jika demam tak kunjung sembuh dan ada indikasi infeksi sekunder dari kuman/bakteri.
5. Demam tidak merusak otak
Banyak diantara kita berpikir bahwa demam akan merusak otak dan menjadi penyebab utama terjadinya kejang pada anak. Faktanya saya sering bertemu pasien tanpa demam juga mengalami kejang atau kejang justru muncul sebelum anak tersebut demam. Luar biasanya otak kita diciptakan sedemikian rupa sehingga mempunyai fungsi dan kegunaan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Pada orang dengan fungsi otak normal, setiap otak manusia mempunyai “thermostat” internal yang akan mengatur dan mencegah suhu supaya tidak sampai terlampau tinggi dan menyebabkan kerusakan otak. Kejadian kerusakan otak sendiri diduga lebih disebabkan karena kondisi Hipertermia dimana otak seseorang sudah tak mampu lagi mengatur suhu baik yang terjadi pada kasus-kasus penyakit tertentu.
6. Kejang karena demam akan merusak otak
Panik pastinya ketika melihat seorang anak kejang, namun faktanya saya sendiri belum pernah menemui kasus seorang anak kejang yang terlalu lama. Kebanyakan yang saya temui diantara mereka kejang sebentar-sebentar saja namun kejadiannya bisa berulang selama beberapa kali periode panas anak. Selain itu kejang demam juga tidak memberikan efek/pengaruh yang lebih buruk kaitanya dengan kondisi perkembangan kemampuan otak anak untuk belajar dibandingkan dengan kejadian kejang yang tanpa disertai demam sebelumnya.
Demikianlah beberapa fakta tentang demam yang patut orang tua ketahui, sehingga orang tua tidak perlu menjadi cemas dan panik berlebihan ketika anak mengalami demam. Dengan kondisi orang tua yang lebih bijak ketika menghadapi demam pada anak diharapkan justru akan membuat pertolongan pada anak menjadi lebih baik, maksimal dan realistis. Banyak mitos yang berkembang dimasyarakat yang membuat penanganan demam menjadi berlebihan sehingga kondisi anak bukannya membaik malah justru semakin memburuk. Oleh karenanya jika orang tua bingung menghadapi anaknya yang mengalami demam tinggi ada baiknya tetap tenang dan segera bawa anak anda ke dokter terdekat untuk mendapatkan saran, pemeriksaan dan pengobatan yang tepat.
Sumber
Jika Informasi kurang Jelas, Silahkan Klik 'Sumber' untuk menuju ke sumber artikel
0 comments:
Post a Comment